Selasa, 08 Mei 2012

ASKEP INTEGUMEN

Askep Integumen Secara Umum

Pengkajian


Riwayat kesehatan dan observasi langsungsg memberikan infomasi mengenai persepsi klien terhadap dermatosis, bagaimana kelainan kulit dimulai?, apa pemicu?, apa yang meredakan atau mengurangi gejala?, termasuk masalah fisik/emosional yang dialami klien?. Pengkajian fisik harus dilakukan secara lengkap

1. Riwayat kesehatan. :

- Riwayat alergi kulit dari ( makanan ,obat atau zat kimia)
- masalah pada kulit (riwayat)
- produk yang dipakai (kosmetik, sabun , sampo yang dipakai )

2. Riwayat relevan dengan kelainan kulit yang sekarang dialami :

- Kapan anda pertama kali nya mengetahui masalah kulit.
- Apakah masalah tersebut pernah terjadi sebelumnya.
- Apakah ada gejala yang lain.
- Dimana lokasi tempat yang pertama kali terkena
- Bgaimana ruam atau lesi tersebut terlihat ketika muncul untuk pertama kalinya.
- Apakah terdapat rasa gatal, terbakar, kesemutan atau seperti ada yang merayap.
- Apakah ada gangguan kemampuan untuk merasa.
- Apakah masalah tersebut menjadi bertaambah parah pada musim tertentu
- Apakah anda memiliki riwayat hay fever,asthma,biduran,eczema,atau allergie.
- Apakah ada diantara keluarga ada yang mengalami masalah kulit.
- Apakah erupsi kulit tersebut muncul sesudah makan makanan tetentu.
- Apakah anda mengkonsumsi minuman alcohol.
- Apakah ada hubungan antara kejadian tertentu dengan terjadinya ruam/lesi.
- Obat-obat apa yang anda gunakan (krim,salep,lotion) utk mengobati
   Kelainan kulit tersebut, yang dapat dibeli di toko obat bebas.
- Jenis produk kosmetik apa untuk perawatan kulit yang anda gunakan
- Apkakah pada lingkungan di sekitar anda terdapat factor-faktor,(tanaman,hewan,zat-zat kimia,infektie)
- Apakah ada sesuatu mengenai kulit yang menimbulkan ruam.
  Pemeriksaan fisik
- Infektie dan palpasi merupakan prosedur utama yang digunakan dlm memeriksa kulit menggunakan :
- Penlight untuk menyinari lesi.
- Pakaian dapat dilepaskan seluruhnya dan diselimuti dengan benar.
- Proteksi diri Sarung tangan harus dipakai ketika melakukan pemeriksaan kulit.
   Tampilan umum kulit dikaji dengan mengamati :
- Warna,suhu, kelembaban, kekeringan ,tekstur kulit (kasar atau halus)
- Lesi,vaskularisasi.
- Kondisi rambut serta kuku.
- Turgor kulit,edema.
- Warna kulit dikaji dengan mengamati warna gading,cokelat
- Kulit yang terluka dikawasan yang beriklim panas dan banyak cahaya matahari cenderung lebih berpigmen
   dari tubuh lainnya.
- Efek vasodilatasi yang ditimbulkan oleh demam,sengatan matahari dan inflamsi akan terjadi perubahan      
  kemerah-merahan pada kulit.
- Kurangnya vascularisasi kulit ,terlihat jelas pada daerah conyunctiva
- Kebiru-biruan pada siaanosis menunjukan hypoksia seluler dan mudah terlihat pada ektermitas,dasar kuku
   bibir serta membrand mucosa
- Kulit yang menguning berhubungan langsung dengan kenaikan kadar bilirubin serum.

Mengkaji pasien dengan kulit gelap

1. Gradasi warna yang terjadi pada yang berkulit gelap ditentukan :

- oleh transmisi genetic,warna cerah,sedang, dan gelap.
Pada kulit yang gelap melanin lebih besar dan jumlahnya lebih banyak dibandingkan pada kulit yang cerah.
- Kulit yang gelap dan sehat memiliki dasar kemerahan (undertone)
Misalnya : mucosa bibir,lidah,bibir dan kuku keadaan normal berwarna merah muda.

2. Ruam pada kasus-kasus pruritus (gatal-gatal) harus menunjukkanbagian tubuh yg .gatal.

3. Mendeteksi sianosis,(keadaan Syok) pada pasien yang berkulit gelap kulit akan berwarna kelabu,tempat yang harus diperhatikan ,mulut, bibir dan daerah tulang pipi,dan daun telinga.

- Kulit yang kering dan dingin
- respirasi yang cepat dan dangkal
- Denyut nadi cepat
- bintik-2 darah halus pada Conyuntiva.

  4.Perubahan warna.
- Hypopigmentasi ( Berkurangnya warna kulit), karena penghancuran melanosit
- Hyperpygmentasi ( peningkatan wrna kulit) bisa setelah terjadi sesuatu Penyakit atau cedera pada kulit.
  
   5.Mengkaji lesi kulit.
Lesi kulit merupakan karakteristik yang paling menonjol pada kelainan, lesi primer merupakan inisial dan karekteristik penyakit itu sendiri. lesi secunder oleh karena sebab-sebab ekternal (garukan dan trauma atau perubahan akibat kesembuhan luka)

-Macula ,diameter kurang 1cm tepi sircumskripta)
-Bercak (patch), lebih drpd 1cm,tepi irregular.
-Papula,diameter kurang 0.5 cm.,masa yg menonjol teraba dan padat.
-Tepi sircumskripta.
-Nodul, 0.5- 2cm masa yang menonjol,teraba dan padat.
-Tumor,diameter lebih dari 1-2 cm. tdk selalu memiliki tepi yg tajam.
-Vesicel,.diameter kurang 0.5 cm.dan bulla lebih 0.5, masa srcumskrifta,menonjol dan teraba yangn   
  mengandung cairan serosa.
-Bintul,masa yang menonjol dengan batas yang tidak jelas,tidak tratur
  oleh perpindahan cairan serosa kedalam dermis.
-Pustulla, vesicle yang berisi cairan nanah (Pus).
-Kista, masa semi padat atau berisi cairan yang berkpsul.
-Erosi, hilangnya lapisan epidermis yang superfisial.
-Ulkus, kehilangan kulit meluas melampaui lapisan epidermis.
-Fisura,retak-retakan pada linear pada kuli.
-Skuama,(sisik) akibat deskuamasi epithel yang mati.
-Krusta,(kerak) residu serum darah dan pus yang mongering pada
  permukaan kulit.
-Parut (sikatrik) bekas pada kulit yang tertinggal sesudah luka/lesi
  mengalami kesembuhan.
-Keloid jaringan sikatrik yang mengalami hyperthropi.
-Likenifikasi kulit yang menebal dan menjadi kasar.

 Mengkaji vaskularisasi dan hydrasi

- Lokasi – Distribusi – warna
- Warna – Ukuran – adanya pulsasi

Perubahaan vascular yang lazim ditemukan adalah :
- Petechiae
- Ekhimosis
- kebiru-biruan sarang laba-laba

Mengkaji kuku dan rambut.
a.Kuku,
- Paronokia,inflamasi pada kulit sekitar kuku,disertai nyeri tekan,dan erythema.
- Clubbing finger, jari tabuh yaitu pelurusan sudut yang normal menjadi 180 derajat.
- Pelunakan pada pangkal kuku(seperti spons apabila dipalpasi).

b.Rambut.
Dilaksanakan secara inspeksi dan palpasi.
- Penerangan ruangan harus cukup baik .
- Memakai sarung tangan.
Yang mencatat tentang :
- warna,tekstur dan distribusinya.
 Warna rambut
- bisa hitam atau putih atau kelabu ketika seorang menjadi tua,
tetapi ada juga yg kelabu (beruban) pada usia muda karena factor
herediter.
- Orang albinisme (tidak adanya pigmentasi secara partial atau total) terjadi uban sejak lahir karena mempunyai factor genetic.
 Tekstur rambut perlu dilihat tentang :
. rambut yang tumbuh diseluruh tubuh memiliki tektur yg halus.kcuali
pada daerah axial dan pubis.
. Rambut tebal .berombak,kering dan mudah patah,rambut berminyak
. rambut yang mudah patah dan kering akibat pewarna rambut yang
berlebihan.atau karena pemakaian produk rambut komerssial yang
berlebihan.
 Distribusi.
- Laki-laki cenderung memiliki rambut pada wajah dan badan ketimbang wanita
 - kerontokan rambut allopesia bisa terjadi akibat kebiasaan
mencabut rambut,pemakaian bahan pewarna,minyak rambut,pemakai preparat kemotherapi, infektie jamur,dan penyakit kanker pada kulit kepala
-Perubahan lain.
Hirtsutisme (peningkatan rambut tubuh) dapat terlihat pada wanita pada saat wanita mulai menfause.(ketika hormone estrogen tidak berfungsi
lagi Terutama sekali di daerah wajah.
Dampak kelainan integumen
- Depresi, frustasi kesadaran diri dan penolakan
- Akibat gatal-gatal dan iritasi kulit yang berkepanjangan,membuat pasien mengalami gangguan tidur, ansietas dan depresi yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah citra diri dan hubungan interperpersonal.
Penatalaksanaan pasien gangguan kulit

Tujuan terapi adalah :
1. Mencegah kerusakkan pada kulit yang sehat.
2. mencegah infeksi sekunder.
3. mengembalikan proses inflamasi.
4. Meredakan gejala.

1. Tingkat Pencegahan
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder
Pencegahan tersier

a. Pencegahan primer (Kegiatan yang dilakukan pada saat seseorang sehat dan bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dengan memelihara kesehatan)
 Tingkat pencegahan dengan cara melakukan upaya sebelum suatu penyakit terjadi
 Upaya ini dilakukan dengan cara :
 Health promotion
 Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan kognitif bagi klien & masyarakat sebagai dasar perilaku yang sesuai dengan kesehatan
 Olahrga teratur
aktifitas fisik bisa mempengaruhi gangguan pencernaan
 Pola makan yg sehat & teratur
kebiasaan makan tidak teratur menyebabkan sebagian makanan tidak dicerna dengan sempurna sehingga terjadi fermentasi & menyebabkan kembung
 Specific protection
 Mencegah terjadinya penyakit dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan melakukan bebagai uapaya-upaya
 Imunisasi
 Hindari merokok
 Hindari Minum kopi
 Hindari minum alkohol
 Hindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung

b. Pencegahan sekunder
Tingkat pencegahan dengan cara melakukan deteksi dini penyakit pada saat penyakit tersebut belum menampakkan gejala-gejala yang khas, sehingga pengobatan dini masih mampu menghentikan perjalanan penyakit yang lebih lanjut
 Pecegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit
 Dilakukan bila sakit atau diduga sakit, pencegahan dengan menghindari orang lain tertular, seperti screening penyakit dan deteksi dini
Tujuan
 Diagnosa dini & pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) bertujuan untuk :
 Mencegah pencegahan penyakit, bila penyakit itu merupakan penyakit menular
 Mengobati serta menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit & mencegah terjadinya komplikasi

c. Pencegahan tersier
 Usaha untuk meminimalisasi efek penyakit jangka panjang dengan intervensi yang ditujuan pada pencegahan komplikasi dan perburukan (edelamn & mandle, 2006)
 Diarahkan pada rehabilitasi bukan pada diagnosis atau terapi
 Rehabilitasi adalah memulihkan seseorang kpd potensinya scr fisik, mental, sosial dan ekonomi
 Rehabilitasi bertujuan mencegah komplikasi penyakit atau cedera, memaksimalkan aktifitas klien & kemandiriannya
Dilakukan saat sakit/ sakit berat dengan tujuan untuk :
mencegah kecatatan lebih lanjut, baik fisik, sosial atau mental
Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat atau diri sendiri
mencegah kecatatan setelah terjadi perubahan anatomi dan fisiologi

2. Penelitian terkait sistem integumen

Injuri Ekstravasasi pada Neonatus
 Penelitian oleh C E Wilkins & A J B Emmerson
 Survey di NICU à berhasil menentukan bahwa prevalensi injuri ekstravasasi sebanyak 38 per 1000, dan terjadi nekrosis.
 Injuri terbanyak terjadi pada neonatus dengan usia gestasi 26 minggu atau kurang, yang mendapatkan nutrisi melalui parenteral.
 Perawatan yang sering dilakaukan adalah dengan membiarkan luka kontak dengan udara, infiltrasi dengan hyaluronidase dan salin dan occlusive dressing.
Continuous infusion versus intermittent flushing to prevent loss of function of peripheral intravenous catheters used for drug administration in newborn infants
 Peneliti : Flint A., McIntosh D, Davies MW.
 Membandingkan penggunaan infus Vs. “spool” intermitten untuk mencegah penurunan fungsi catheter intravena perifer yang digunakan untuk pemberian obat pada bayi baru lahir
 Tujuan penelitian : membedakan metode mana yang lebih efektif
 Cara pengambilan data dengan melakukan analisa dari data penelitian sebelumnya
 Kesimpulan penelitian : berdasarkan cara pengambilan data, masih didapatkan kesulitan dalam pengambilan keputusan prosedur mana yang bagus
 Penggunaan “spool” intermitten tidak berhubungan dengan lamanya kelancaran kanul katether infus, sehingga spool secara intermitten masih dapat dipertimbangkan untuk dilakukan pada beberapa kasus neonatus.
Penggunaan madu untuk rawat luka
 Peneliti : Zohdi, et al.
 Penelitian ini bertujuan melihat efisiensi madu sebagai hidrogel dressing (balutan hidrogel” pada pasien dengan luka bakar. Data diambil pada hari rawat ke 7, 14, 21 dan 28 setelah terjadi luka bakar untuk mengevaluasi keadaaan histopatologis dan evaluasi molekuler.
 Hasil menunjukkan bahwa luka dengan balutan madu menunjukkan reepitelisasi dan percepatan penutupan dibandingkan dengan luka yang dirawat dengan hidrogel. Selain itu luka yang dirawat dengan madu menunjukkan penurunan respon inflamasi yang lebih cepat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar