Rabu, 23 Mei 2012

RENDAMAN



A.    PENGERTIAN
      Rendam (soak) adalah merendam suatu bagian tubuh, seperti lengan, dalam suatu larutan (lihat gambar) atau membungkus suatu bagian dengan kasa pembalut dan kemudian dibasahi dengan suatu larutan. Rendam dapat menggunakan tehnik bersih atau tehnik steril. Tehnik steril umumnya diindikasikan untuk luka terbuka, seperti luka bakar atau bagian tubuh yang mengalami pembedahan. Balutan kering umumnya dilakukan antara rendaman.
Rendam duduk atau rendam pinggul digunakan untuk merendam bagian pelvic klien. Klien duduk di bak khusus (bak mandi) atau di kursi, umumnya rendaman dari mulai dari pertengahan paha sapai ke iliac crest atau umbilikus. Bak khusus atau kursi yang digunakan lebih disukai bak mandi biasa, naumun dapat menyebabkan kurang efektifnya sirkulasi darah ke bagian perineum atau pelvic. Disposable sitz baths juga tersedia, dan ini umumnya digunakan dirumah dan baik pula digunakan dirumah sakit.

B.     TUJUAN
1.      Untuk mempercepat supurasi, mencairkan eksudat, dan mempercepat penyembuhan.
2.      Untuk memberikan medikasi/pengobatan pada bagian tubuh tertentu.
3.      Untuk membersihkan luka, seperti luka insisi, eksudat.

C.     PENGKAJIAN
1.      Catat jumlah, warna, dan karakter drainage pada balutan yang diangkat.
2.      Catat penampilan area yang akan direndam meliputi adanya kemerahan, warna, jumlah,  dan karakter drainage, adanya pembengkakan.
3.      Catat keluhan-keluhan rasa tidak nyaman.
4.      Selama sitz bath, catat warna klien dan denyut nadi. Penambahan denyut nadi atau kepucatan yang berlebihan dapat menyebabkan pingsan.

D.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Cek order dokter untuk mengetahui tipe larutan yang digunakan.
2.      Cek apakah rendam itu dilakukan dengan tehnik steril, baik baskom maupun larutanya steril.
3.      Tentukan praktek-praktek (standar operasional prosedur) rumah sakit tentang temperatur dan lamanya waktu yang dianjurkan untuk merendam.

E.     TINDAKAN KEPERAWATAN
a.       Persiapan alat
1.      baskom kecil untuk merendam jari atau tangan, atau kom khusus untuk lengan atau kaki, atau bak rendam atau bak duduk.
2.      Larutan khusus dengan temperatur yang sesuai. Jika dokter tidak menentukan suhu larutan, maka suhu larutan hendaknya ditentukan antara 40°-43°C, sesuai dengan kemampuan klien mentoleransinya. Penampung tersebut harus diisi setengahnya.
3.      Termometer untuk menguji suhu larutan.
4.      Handuk untuk menopang tepian baskom (kom) dan untuk mengeringkan bagian tubuh setelah dilakukan perendaman.
5.      Bahan-bahan pembalutan sesuai kebutuhan. Kasa persegi dan kasa gulung mungkin diperlukan setelah melakukan perendaman ekstremitas; perineal pads dan T-binder mungkin diperlukan setelah melakukan perendaman pada area perineal.

b.      Pelaksanaan
1.      Merendam Tangan atau Kaki
a.       Buka pembalut (jika klien sebelumnya menggunakan pembalut) dan buang ke dalam tempatnya (kantong/tempat sampah). Catat adanya drainage.
b.      Masukan/rendam bagian tubuh ke dalam penampung (kom) dan banjal tepian penampung dengan handuk.
c.       Jika rendaman dengan tehnik steril, tutup penampung dengan penutup steril atau penutup penampung steril.
d.      Cek klien dan tes temperatur larutan paling tidak satu kali selama melakukan perendaman.
e.       Angkat bagian tubuh dari baskom/penampung dan keringkan. Jika perendaman dilakukan dengan tehnik steril, gunakan handung kering steril untuk mengeringkannya.
f.       Kaji penampilan bagian yang telah direndam dengan teliti, dan gunakan kembali balutan jika diperlukan.

2.  Merendam dengan Sitz Bath
a.       Isi sitz bath dengan air.
b.      Alasi tepian bak atau tempat duduk dengan handuk sesuai kebutuhan.
c.       Buang / buka pakaian klien atau tarik/kaitkan keatas sampai diatas pinggang.
d.      Buang T-binder dan perineal dresing (pembalut perineal) jika klien menggunakannya, dan catat adanya drainage.
e.       Tutupkan selimut mandi disekitar bahu klien.
f.       Bantu klien kedalam bak, letakan bel pada tempat. Tetap bersama klien jika diperlukan dan  pada waktu mengakhirinya jika diperlukan.
g.      Cek klien dan uji suhu larutan paling tidak satu kali selama merendam.
h.      Bantu klien keluar/mengakhiri sitz bath, dan keringkan area dengan handuk.
i.        Kaji area perineal dan gunakan kembali balutan dan pakaian sesuai kebutuhan.

G.    EVALUASI
1.      Laporkan penampilan luka dan respon klien kepada perawat penanggung jawab.
2.      Hubungkan dengan temuan sebelumnya, bila tersedia.
3.      Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal kepada dokter.

H.    DOKUMENTASI
1.      Catat tindakan perendaman : lamanya, suhu, tipe larutan, penampilan luka.
2.      Catat respon klien.
3.      Catat tanggal waktu perendaman.
4.      Catat jika ada kelainan : jari tidak bengkak tetapi kemerahan.

ANGKAT DRAIN



A.    PENGERTIAN
Drain merupakan alat yang dimasukkan kedalam luka untuk membantu mengeluarkan cairan dari luka melalui bagian yang terbuka pada luka. Drain terbuat dari berbagai material, antaralain ada yang berasal selang karet dan kasa. Tanpa drain, banyak luka akan sembuh hanya dari permukaan atau bagian atas luka saja, sehingga cairan dapat terjebak dibagian dalam atau dibawah luka.

B.     TUJUAN
1.      Untuk membuang adanya cairan dari kulit, sehingga menurunkan bahaya iritasi kulit.
2.      Menurunkan banyaknya mikroorganisme yang ada dan kemungkinan infeksi.
3.      Mempercepat proses penyembuhan luka.

C.     PENGKAJIAN
1.      Jumlah, warna, konsistensi, kejernihan dan bau drainase.
2.      Ketidaknyamanan disekitar area drain.
3.      Tanda – tanda klinis infeksi misalnya peningkatan suhu tubuh.
4.      Kepatenan slang misalnya pergerakan drainase melalui slang ke alat pengumpul, keutuhan daerah sambungan.

D.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
E.     TINDAKAN KEPERAWATAN
1.      Persiapan alat
Alat sterill (didalam bak instrument berisi):
a.       Pinset anatomi 1 buah.
b.      Pinset chirurgis 1 buah.
c.       Klem arteri.
d.      Gunting OP hecting 1 buah.
e.       Korentang.
f.       Kom kecil berisi bethadine.
g.      Kassa steril 5 lembar.
Alat tidak steril
a.       Gunting plester.
b.      Plester.
c.       Nierbeken.
d.      Waskom berisi air untuk cuci tangan.
e.       Kain lap.
2.      Pelaksanaan.
a.       Seperangkat instrument didekatkan pada pasien.
b.      Beritahu tindakan yang akan dilakukan.
c.       Perawat cuci tangan.
d.      Melepaskan perban yang menutupi pangkal drain yang melekat pada tubuh pasien.
e.       Perban bekas dibuang pada nierbeken.
f.       Bersihkan bekas plaster dengan wash bensin.
g.       Mengambil deppers dengan klem, dicelupkan kedalam bethadine yang sudah tersedia didalam kom kecil kemudian dioleskan pada drain yang menempel pada tubuh pasien.
h.      Deppers bekas dibuang kedalam nierbeken.
i.        Mengangkat benang sedikit ke atas yang menempel pada darin dengan menggunakan pinset chirurgis, kemudian tangan yang satunya mengambil gunting UP hecting untuk memeotong benang yang tadi diangkat.
j.        Benang ditarik dan dibuang nierbeken.
k.      Gunting dan klem diletakan kembali pada tempatnya.
l.        Mengambil klem dan mengklem darin kemudian dengan perlahan drain diangkat, usahakan stolsel yang ada dalam drain ikut diangkat.
m.    Drain dibuang nierbeken.
n.      Mengambil deppers kembali kemudian dicelupkan kedalam bethadine dan dioleskan ke luka bekas drain kemudian depper tadi dibuang ke nierbeken.
o.      Mengambil deppers kembali, kemudian luka bekas drain ditekan untuk mengeluarkan sisa cairan drain depper kemudian dibuang.
p.      Mengambil kassa seteril satu lembar, dicelupkan kedalam bethadine, kemudian diperas agar tidak terlalu bersih, kemudian ditutpkan pada luka post angkat drain, ambil kassa seteril lagi satu lembar kemudian ditutpkan diatas kassa bethadine tadi.
q.      Perban luka tadi dipester.
r.        Alat –alat dibereskan dan dikembalikan ketempatnya semula.
s.       Perawat cuci tangan.

F.      EVALUASI
1.      Setelah mengangkat drain catat hasil tindakan pada format asuhan keperawatan :
a.       Drain dapat diangkat.
b.      Luka tidak ada pus.
2.      Lakukan tindak lanjut yang tepat, seperti jumlah granulasi jaringan atau derajat penyembuhan :
a.       jumlah drainase dan warnanya, konsistensi dan bau.
b.      Adanya inflamasi.
c.       Derajat ketidaknyamanan yang berkaitan dengan insisi atau tempat pemasangan drain.
3.      Hubungkan dengan temuan sebelumnya, bila tersedia.
4.      Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal ke dokter.

G.    DOKUMENTASI
dokumentasikan semua informasi yang relevan :
1.      Catat pengosongan unit drainase dan pengkajian keperawatan.
2.      Catat jumlah dan tipe drainase pada catatan asupan dan pengeluaran cairan.