A. PENGERTIAN
Jahitan adalah benang yang digunakan
untuk menjahit jaringan tubuh bersamaan. Jahitan yang digunakan untuk
merapatkan jaringan dibawah kulit sering di buat dari bahan yang dapat di
absorpsi yang menghilang beberapa hari. Jahitan kulit sebaiknya terbuat dari
berbagai bahan yang dapat di absopsi, seperti sutra, katun, linen, kawat, nilon
dan dakron (serat poliester). Jepitan kawat perak atau staple juga digunakan.
Biasanya jahitan dan staple diangkat 7-10 hari setelah pembedahan bila
penyembuhan telah adekuat.
B. TUJUAN
1. Mencegah timbulnya infeksi.
2. Observasi perkembangan luka.
3. Mengabsorbsi drainase.
4. Meningkatkan kenyamanan fisik dan
psikologis
C. PENGKAJIAN
1. Tampilan
garis jahitan.
2. Faktor
kontraindikasi pelepasan jahitan misalnya penutupan luka yang belum seluruhnya,
inflamasi, adanya drainase.
D. DIAGNOSA
KEPRAWATAN
E. PERENCANAAN
Sebelum
melepaskan jahitan kulit, verifikasi:
1. Program
untuk melepaskan jahitan kadang kala hanya melepas jahitan terputus atau staple
secara selang seling yang di lepas dalam satu hari, dan jahitan yang tersisa
dilepaskan satu atau dua hari kemudian.
2. Apakah
balutan akan dipasang setelah jahitan di lepas.
3. Kapan
klien dapat mandi. Beberapa dokter lebih suka tidak di pasang balutan. Dokter
yang lain lebih suka balutan yang kecil yang tipis untuk mencegah gesekan
dengan baju klien.
F. TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Persiapan
alat
Alat
sterill
a. Pinset
anatomi 2 buah.
b. Gunting
bedah 1 buah.
c. Gunting
jaringan 1 buah.
d. Korentang.
e. Sarung
tangan steril.
f. Balutan
steril.
g. Kassa kering dalam kom tertutup
secukupnya.
h. Kassa desinfektan dalam kom tertutup
5-10 helai.
Alat tidak
sterill
a. Sarung
tangan.
b. Plester.
c. Pengalas.
d. Gunting
perban 1 buah.
e. Masker.
f. Baskom
untuk tempat sampah.
g. Nierbeken
2 buah.
h. Kom
kecil 1 buah.
i.
NaCl 0,9%.
2. Persiapan
pasien
a. Perkenalkan diri.
b. Jelaskan tujuan.
c. Jelaskan prosedur perawatan pada
pasien.
d. Persetujuan pasien.
3. Pelaksanaan
a. Jelaskan
pada klien tindakan yang akan dilakukan.
b. Informasikan
pada klien bahwa pelepasan jahitan dapat menimbulkan sedikit ketidak nyamanan
seperti sensasi ditarik atau disengat, tetapi tidak akan menyakitkan.
c. Cuci
tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai.
d. Berikan
privasi klien.
e. Angkat
balutan dan bersihkan insisi dengan cara pakai sarung tangan steril, bersihkan
garis jahitan dengan larutan anti mikroba sebelum dan sesudah pelepasan
jahitan, tujuannya untuk mencegah infeksi.
f. Lepaskan
jahitan dengan cara :
1) jahitan
terputus sederhana.
2) Jahitan
terputus matras.
3) Jahitan
kontinu sederhana.
4) Jahitan
kontinu selimut.
5) Jahitan
kontinu matras.
g. Bersihkan
dan tutup daerah insisi dengan larutan antimikroba.
h. Ajari
klien mengenai tindak lanjut perawatan luka.
G. EVALUASI
1. Lakukan
tindak lanjut
yang sesuai, seperti status garis jahitan, setiap peregangan luka atau rabas.
2. Hubungkan
dengan temuan sebelumnya, bila tersedia.
3. Laporkan
penyimpangan yang signifikan dari normal kepada dokter.
H. DOKUMENTASI
1. Pelepasan
jahitan.
2. Jumlah
jahitan yang dilepaskan.
3. Tampilan
insisi.
4. Pemakaian
balutan.
5. Penyuluhan
kien.
6. Toleransi
klien terhadap prosedur.
7. Mengkaji perkembangan terapi atau
masalah lain yang timbul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar